athiverse

tuduhan

#tuduhan

Sepertinya semesta tak menginzinkan Resha beristirahat hari ini, pasalnya dari jam tujuh pagi ia sudah diminta untuk datang dan menggantikan salah satu shift rekannya yang sakit hari ini.

“Res, itu ada tamu” ucap Selly dari arah dapur dengan kedua tangan memegang nampan berisikan milkshake stroberi dan sepiring cheesecake.

Resha sedikit berlari ke arah tamu yang baru saja datang, “selamat pagi bu, mau pesan apa?” tanyanya dengan sopan lalu mengeluarkan kertas dan pensil.

“em nanti dulu ya mas, saya nunggu temen dulu” ucap seorang perempuan dengan setelan jas rapih, yang Resha duga akan bertemu dengan seroang yang penting.

Resha mengangguk, “baik bu, permisi”


“Mana ada maling ngaku!” Teriak salah satu manager kepada Resha, “ngaku aja kamu, kamu kan yang ngambil uang dikasir?!”

Dengan dada yang sedikit sesak menahan tangis Resha berusaha menjawab, “demi Allah pak, saya gak ngambil uangnya” ucapnya.

Tak lama salah satu manager masuk dengan membawa tas Resha, dan menaruh beberapa lembar uang diatas meja. “Ini apa Aresha?” Ujarnya. “Bukti sudah jelas kalau kamu yang ngambil” Resha sendiri bingung bagaimana bisa uang sebanyak itu ada didalam tasnya? Dan darimana asalnya? Ia masih mencoba membela diri. “Demi Allah pak, saya gak tau sama sekali sama uang ini, saya sendiri gak tau bagaimana bisa uang ini ada di tas saya. Pak saya mohon.. sa-saya bener-bener gak tau” ujarnya lagi, katanya mulai memanas tapi sebisa mungkin ia tahan. “Kalo bapak masih gak percaya coba cek cctv disini pak” ucapnya lagi masih berusaha.

“cctv lagi rusak” ucap manager yang satunya.

Resha sudah pasrah, tubuhnya lemas, tak ada bukti yang bisa menguatkan kalau ia tidak salah. Karena pada hari itu juga, ialah yang menjaga kasir sampai kafe tutup, dan juga bukti uang yang ada di dalam tasnya. Seperti tak ada alasan lagi untuk Resha membela diri.

“Sekarang kamu sudah tak bisa mengelak lagi Resha, mulai sekarang kamu saya pecat!” Ucap final sang manager.

Resha keluar dari kafe dengan masih berusaha menahan tangis, lalu ia pergi ke sebuah warung kopi di seberang kafe, dan akhirnya pertahanannya runtuh disana. Tangisnya jatuh, hatinya sakit, tubuhnya lelah, ia benar-benar sudah lelah dengan keadaan.