athiverse

hai

#Hai

“Ky ini beneran tempatnya?” Tanya Kala memastikan tempat dimana ia berada sekarang, ya pemakaman.

“Bener kok yuk turun” Kya turun dari motor Kala, lalu memakai sebuah selendang untuk menutupi kepalanya, lalu menuju penjual bunga untuk membeli beberapa buah bunga serta air mawar.

“Yuk, Kal” Kya berjalan lebih dulu dari Kala, berjalan melewati beberapa makam dengan cepat seakan hafal sekali dengan tempat ini.

“Hai kak” ucap Kya tiba-tiba saat sudah sampai pada sebuah makan bertuliskan nama 'Seran Putra Wijaya'

“Hari ini aku bawa temen baru loh, bukan Raka atau bang Nata lagi” Kya berbicara lagi setelah diam sejenak membaca doa, seraya menuangkan air mawar itu ke makam Seran.

“Apa kabar disana? Enak ya? Pasti ga mikirin apa-apa lagi kan disana? yang jelas pasti Udah ga sakit lagi” ucap Kya lagi, kali ini dengan menabur bunga yang ia beli tadi. “Kangen, Ser... kangen banget, kangen curhat ke lo lagi kalo gue abis dari rumah oma, kangen jalan berdua lagi, kangen ngantin berdua, kangen lo tiba-tiba dateng main ke rumah bawa martabak, kangen kata-kata penenang lo saat gue sedih” kali ini bahu Kya sedikit bergetar, menunjukkan bahwa gadis di depannya sedang menahan tangis.

“Udah dua tahun ya Ser, lo ga ada di sini, dua tahun juga gue ga bisa buka hati buat orang lain,dan dua tahun juga gue masih mencoba ikhlas tentang kepergian lo, maaf... , lo pasti jagain gue dari atas kan? Pasti. Bahagia terus disana ya Ser, gue disini lagi nyoba buat bahagia, selamat lima tahun Seran” setelah nya Kya bangkit menatap kala yang sedari tadi menatapnya dari samping.

“Yuk Kal” lalu Kya kembali berjalan lebih dulu dari Kala.


“Lo pasti bingung ya dia siapa?” Tanya Kya yang sedang menyesap es teh manisnya, sekarang mereka sedang berada di sebuah kedai berniat menghilangkan dahaga yang sedari tadi mereka tahan. Hanya anggukan yang Kala berikan.

“Dia pacar gue, hehe” ujar Kya lagi. “Tapi dia pergi dua tahun yang lalu..”

“em, ky.. kalo lo ga mau cerita atau bikin lo sedih ga usah ky” cegah Kala.

“Eh, gak apa kok santai aja, dia sebenernya kakak kelas gue, kita deket karena dia temen bang Nata juga” jelas Kya lagi. “Dia koma hampir tiga bulan karena kecelakaan, dia bisa bertahan selama itu hanya karena alat bantu, dan kita semua tau kalo hanya ke keajaiban yang bisa buat Seran sembuh, tapi kita ga mau egois, dia pasti sakit, pasti tersiksa sama semua alat bantu itu, ja-jadi tepat sehari sebelum anniv ke tiga kita dia pergi...”

“Ky...”

“Dan sebelum dia pergi, dia sempet sadar dan bilang sesuatu dengan suara lemahnya dan gue masih inget banget apa yang dia bilang, ky... aku udah ga kuat...a-aku pergi y- ya.. jan...gan se...se...dih o..kei?. Tangis Kya pecah, air mata yang sedari tadi ia tahan turun dengan deras di depan Kala, membuat lelaki di depannya bingung dan berpindah ke samping perempuan itu dan menarik tubuhnya lalu mendekapnya.

Lima menit sudah Kya menangis di dekapan Kala, tetapi lelaki itu masih setia mengusap kepalanya berharap ketenangan yang ia berikan sampai ke gadis itu.

“Dia pasti seneng liat lo dari atas ky, dia pasti seneng liat lo udah bisa ketawa-ketawa lagi” ucapan Kala membuat Kya segera melepaskan tubuhnya dari dekapan Kala. Segera ia berpaling dari Kala dan kemudian menghapus air matanya.

“Kal, balik ya”. Kala mengangguk lalu segera keluar dari kedai dan menyalakan motornya.

Hanya hening yang menemani perjalanan mereka. Tak ada satu pun kata untuk membuat topik obrolan. Kya yang masih bernostalgia dan Kala yang masih mencerna semuanya. Dan tanpa di sadari mereka sudah sampai tepat di depan rumah Kya.

“Makasih Kal”. Kya segera masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Kala yang masih terdiam di motornya.