O91. Ada yang sengaja
“gue di depan.”
“gue!”
“gue ah.”
“yaudah aku saja yang di belakang,” lerai Nara yang sudah lelah melihat pertikaian ketiga orang dewasa di depannya ini. “biar aku saja Nar.” Kali ini Hestama yang berbicara, Nara bergeleng. “kamu yang tahu jalan, kamu yang di depan Hes.”
Setelah ribut mengurusi urutan jalan nanti di hutan, akhirnya tersepakati bahwa Nara lah yang berada di paling belakang, menutup barisan teman-temannya. Sedangkan di depan Nara ada Caraka, Jafar, Theo, Daiva, Rayhan, jevana lalu Hestama sebagai petunjuk jalan.
Mereka berjalan penuh hati-hati dan berusaha menaati peraturan tadi untuk tidak menengok ke arah belakang. Berbeda dengan teman-teman yang lain yang merasa bulu kuduknya berdiri sebab mereka merasa ada sesuatu yang mengikuti mereka dari belakang dan mulai resah sebab bayangan yang sesuatu itu hasilkan sangat besar. bahkan hampir sebesar bukit di ujung sana.
Nara bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, bahkan ia masih bisa mengontrol emosinya untuk tetap tenang, dan tidak mengambil sikap gegabah. Ia terlalu fokus pada pertahanannya sampai-sampai ia tidak sadar, bahwa ada seseorang yang sengaja menengok ke belakang dengan senyum yang begitu mengerikan—dengan sengaja untuk melanggar aturan yang telah di tetapkan.
Teriakan dari arah depan terlalu mengejutkan bagi Nara, sebab sebelum teriakan itu terjadi salah satu pohon besar yang berada di samping kanan dan kiri jalan terjatuh dan mengenai tubuh Jayan. Erangan kesakitan dari Jayan tidak dapat di pungkiri lagi, sebab hampir setengah tubuhnya tertindi pohon yang berat bisa mencapai tujuh puluh kali beratnya. Semua lantas segera berkumpul untuk mengangkat pohon tersebut dari atas tubuh Jayan.
Dengan menggunakan kekuatan yang ia punya Hestama berhasil mengangkat pohon itu dengan bantuan yang lainnya. Di tubuh luar Jayan tidak di penuhi luka tapi mereka semua tahu, bahwa tubuh bagian dalamnya merasakan sakit yang luar biasa. Di saat semua orang sedang berusaha mengobati luka dalamnya, ada seseorang yang berpura-pura peduli pada lainnya agar rencana yang ia sedang siapkan berhasil terlaksana.
“tolong air,” ucap Raynar yang sekarang sedang sibuk mengobati Jayan kepada Caraka yang berada di sampingnya. Dengan cepat Caraka segera mengambil dua buah gelas penuh berisi air. Sedangkan yang lain masih sibuk mengurusi pohon yang telah terjatuh itu, berpikir bagaimana bisa sebuah pohon terjatuh begitu saja tanpa alasan yang jelas.
akibat dari lukanya itu, tangan dan kaki Jayan tidak dapat digunakan sebagaimana fungsi awalnya. membuat salah seorang tertawa dalam diamnya sebab sesuai dengan apa yang direncanakan. “permulaan yang bagus.”
Dan ditengah keadaan yang kacau ini sebuah pesan berbunyi berasal pada ponsel milik Daiva, sebuah pesan yang membuatnya bingung dan kaget secara bersamaan.