1O1
“Caraka ada?” tanya Daiva sesampainya dia pada teman-temannya. “tadi gue nggak ketemu sama sekali di jalan.”
“Tuh anaknya lagi minum sama Raynar.” Tangan Theo menunjuk dua anak lelaki yang sedang mengambil air di sungai. “Loh kok minum di sungai? Perbekalan air kita emang habis?”
“Ada tuh di tasnya Jafar.”
“Lah terus ngapain minum air di sana, emang tahu itu air aman?” protes Daiva. Theo hanya mengedikkan bahu tanda tidak tahu, “Tahu deh, lo tanya sendiri aja sama anaknya.”
Lantas dengan cepat Daiva mengampiri dua pemuda itu, menepuk bahu mereka pelan takut-takut tersedak bila ia memanggil dengan keras. “Hei.”
Pemuda berkacamata yang memanggilnya ayah itu menoleh, menampilkan senyuman lebarnya yang sudah hampir dua hari ini menemani Daiva, “Ngapain minum di sini?”
Pemuda itu lantas ingin berbicara, namun raut wajahnya tiba-tiba berubah menampilkan gurat khawatir yang membuat Daiva bingung.
“Hei? Kenapa?” kali ini ia juga bertanya pada pemuda yang lebih muda di sebelahnya dan raut wajahnya juga menampilkan hal yang sama.
“Raynar? Kok nggak jawab?” tanyanya lagi kali ini dengan menggoyang-goyangkan tubuh Raynar, memancing perhatian lainnya untuk mengecek keadaan yang sedang terjadi.
“Ada apa sih? Rame banget.” Tanya Jafar yang sudah berada tepat di samping Daiva.
“Nggak tahu ini, Raynar sama Caraka gue tanyain nggak jawab-jawab bikin khawatir aja.”
Semuanya lantas menoleh pada Raynar yang sudah menangis, mulutnya bergerak berniat bicara tapi tidak ada satupun suara yang keluar, membuat yang lainnya panik setengah mati. “Loh, kenapa?”
“Ray? Car?”
“EH KOK GA BISA NGOMONG.” Berbagai macam sautan panik keluar, apalagi di tambah tangisan Raynar yang semakin deras.
“Airnya beracun,” ujar Nara tiba-tiba membuat yang lain segera menoleh dan membulatkan mata. “BERACUN?”
“Ada sesuatu yang tercampur pada air sungai, aku nggak tahu itu apa tapi aku bisa lihat jelas ada sesuatu yang aneh di sana.”
“Jadi Raynar sama Caraka nggak bisa bicara gitu?” tanya Theo. Nara mengangguk, “Ada obatnya, tapi cuma Raynar yang tahu, dia itu yang paling tahun akan pengobatan.”