12.00
Renjana yang baru saja selesai membuang sampah di ujung koridor itu menerima pesan dari Candra, dan tanpa perlu menunggu lama lagi ia segera melangkahkan kakinya menuju taman belakang yang Renjana yakini bahwa Nanda akan pergi ke sana.
Taman belakang kali ini sudah sangat sepi karena sekarang sudah masuk waktu tengah malam dan seluruh peserta diwajibkan sudah tidur pukul sebelas malam. udara malam ini cukup dingin, untunglah sebelum keluar tadi Renjana mengambil jaketnya.
Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri mencari seseorang yang sekarang membuatnya khawatir. sampai pada sebuah ayunan di ujung taman ia menemukan pemuda yang dari tadi ia cari. langkahnya ia percepat menuju tempat pemuda itu berada.
“Ngapain malem-malem di luar hm?” ucapnya pelan seraya ikut duduk pada sisi ayunan yang kosong. sontak pemuda yang dari tadi diam itu terlonjak kaget akan sapaan Renjana tadi.
“E-eh bang Renja….” ujarnya pelan menatap canggung ke arah Renjana yang kini perhatiannya berpusat penuh pada dirinya. “Kenapa?” tanya Renjana lagi dengan lembut.
Nanda membisu, dialihkannya kembali tatapan sedihnya pada wajah Renjana, membuat pemuda itu gelagapan takut perkataannya salah. “Eh kalo nggak mau cerita nggak apa-apa Nan.”
Nanda menggeleng pelan, “Oma gue masuk rumah sakit bang.” Renjana diam, lidahnya kelu untuk sekedar mengucapkan kata sabar. ia hanya sanggup mengusap punggung Nanda yang sudah begitu lemah di sampingnya sekarang. raut wajah pemuda itu sudah sangat menjawab pertanyaan Renjana, bahwa dia sangat khawatir.
“Gue mau ke sana bang, mau ketemu oma,” lirihnya pelan dengan tatapan menatap lurus ke bawah. Renjana mengangguk ia mengerti kekhawatiran temannya ini.
“Masuk dulu ya Nan, dingin, udah malem juga,” ajak Renjana pelan mengingat temannya ini hanya memakai kaos tipis sebagai penutup tubuhnya. sadar bahwa tidak kunjung ada pergerakan dari Nanda, ia kembali berbicara.
“Besok abang anter ke rumah sakitnya. sekarang kamu tidur dulu ya? biar besok bisa cepet-cepet ke rumah sakit.” untunglah Nanda akhirnya menurut akan perkataan Renjana
Renjana menghela nafasnya pelan, diam-diam sedikit melafalkan doa, “Semoga besok hanya hal baik yang akan terjadi.“