#1 dua hari ya lalu
“Le, Fano apa kabarnya?” tanya Freya seraya duduk sambil membawa sebuah mangkok bakso dengan sambal yang sangat banyak.
“Lo mau makan bakso pake sambel apa makan sambel pake bakso Hah?” tanya Ale mengalihkan pertanyaan.
“Gausah lo ngalihin pembicaraan ya Le, gue tau” satu suapan bakso berhasil masuk ke mulut Freya setelah ucapannya.
“Dih siapa yang ngalihin pembicaraan” ucap Ale mencoba mengelak. “Kalo lo tanya Fano gue ga bisa jawab tapi kalo lo tanya Vino dia sehat walafiat.” Desahan nafas keluar sebagai jawaban Freya, membuat Ale tertawa.
“Ngapain juga gue nanyain kucing gendut lo itu bocah”
“Kali aja lo mau tau?” ucap Ale dengan tawa yang masih menghiasi wajahnya.
Keduanya tiba-tiba terdiam, fokus pada kegiatannya masing-masing sembari memikirkan suatu hal yang dari kemarin mereka ributkan.
“Jadi gimana?” Tanya Freya memecah keheningan. Tangannya kembali menyendokkan sesuap bakso tanpa selera.
“Gimana apanya? Dari awal kan gue sama dia emang gak ada apa-apa” helaan nafas keluar, lalu ia menyenderkan tubuhnya pada bangku yang sedang mereka duduki, memejamkan matanya mengingat kembali apa yang terjadi lima hari yang lalu. “Gue ga pernah marah, cuma kaget aja sebenernya”
“Dia udah minta maaf?” “Buat apa minta maaf? Dia ga salah kok” ucap Ale lagi, tubuhnya kembali tegak tapi tak bisa menyangkal ada sendu di matanya. “Gue harap si, dia bakal balik lagi.. ga suka gue kita jauh-jauhan gara-gara cowok doang” Freya hanya bisa menatap sahabatnya itu, posisinya sangat sulit karena ia tak bisa memihak salah satu dari sahabatnya itu.
Terdengar suara langkah kaki, semakin lama semakin mendekat menandakkan bahwa si empunya sedang berjalan ke arah mereka. Satu kalimat keluar dengan suara yang sangat mereka rindukkan.
“Hai, boleh gabung?” ucap Nessa dengan sebotol teh di tangannya.
“Duduk nes” ucap Ale. “Akhirnya lo kesini lagi kangen tau gak gue” ucapnya seraya memanyunkan bibirnya, mencoba mencairkan suasana.
Nessa mendudukkan tubuhnya pada bangku di depan Ale. “Ma—, belum sempat Nessa mengucapkan kata maaf Ale langsung memotongnya. “Gak, lo ga salah Nessa” potong Nessa. “Lo udah minta maaf berapa kali sama gue coba?” “Ya tapi gue ga enak Le”. Kepalanya ia tundukkan seakan tak mampu untuk menatap mata sahabatnya itu.
“Kalo lo kayak gini, gue malah marah sama lo”. Tangan Ale terangkat memegang tangan Nessa. “Gapapa, beneran gapapa asli suer ciyus” ucap Ale dengan memberikan sebuah tanda peace dari jari telunjuk dan jari tengahnya tak lupa dengan senyuman kecil. Hanya anggukkan dan senyuman kecil yang Nessa berikan. “Makasih banyak Le”
“Udah-udah ah, ga enak banget suasana kayak gini” ucapan Freya membuat dua orang yang sedang menyelesaikan masalahnya mendengus kesal ke arah Freya, menatapnya dengan sinis seakan ingin memakannya sekarang juga.“ganggu suasana aja lo” ucap Ale dengan tatapan tajamnya.
“Ya maap”. Jawaban itu membuat Ale dan Nessa tertawa, setelah ini keduanya berusaha melupakan masalah yang terjadi lima hari yang lalu dan kembali berhubungan baik seperti dulu.